Selasa, 04 Maret 2014

Permohonan Maaf dalam Bahasa Jepang
Setelah sebelumnya saya pernah membahas tentang negara Jepang. Sekarang saya akan membahas yang masih berkaitan dengan negara Jepang, sekarang saya akan membahas tentang permintaan maaf dalam bahasa Jepang.




Permintaan maaf
 Apa yang dimaksud dengan ‘maaf’? Dalam Bahasa Indonesia, ketika kita ingin mengutarakan penyesalan atau meminta pengampunan kepada orang lain, kita cukup saja menggunakan kata ‘maaf’ apapun itu kondisinya. Berbeda dengan bahasa Jepang, ungkapan permintaan maaf ini dalam penggunaannya berbeda-beda sesuai dengan perasaan, kondisi dan kepada siapa kita meminta maaf. Kita mungkin tidak pernah memperhatikan persoalan seperti ini karena dalam bahasa Indonesia kata ‘maaf’ tidak memiliki nilai rasa yang berbeda dalam situasi apa pun.
Dalam bahasa Jepang sedikitnya ada enam cara untuk menyatakan permintaan maaf yang tentunya disesuiakan dengan kondisi:
1.    Gomennasai
Gomen arti yang sebenarnya adalah mengijinkan, melepaskan, menghentikan. Sedangkan nasai adalah kata yang menyatakan permintaan. Maka bila dilihat secara etimologis, kata ini memiliki arti ‘tolong lepaskanlah’, ‘tolong ijinkanlah’. Maksud dari kata itu adalah bahwa seseorang yang meminta maaf itu sebenarnya ingin mengemukakan bila itu suatu kesalahan dan membuat orang marah, maka tolong lepaskanlah kemarahan itu, tolong hentikanlah kemarahan itu, ini adalah salah satu cara orang Jepang untuk mengungkapkan perasaan menyesal karena bersalah.
Dalam pengungkapannya, gomennasai sering digunakan untuk meminta maaf karena merasa menyesal telah berbuat kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja
2.    Gomenkudasai
Kata ini sama dengan gomennasai, bedanya kudasai berarti ‘meminta’. Ungkapan ini lebih sopan dari pada gomennasai. Rasa yang ditimbulkan dari ungkapan ini adalah lebih pada maksud akan mengganggu seseorang untuk bertemu atau melakukan sesuatu bersama, tentunya dengan cara yang sopan. Selain itu bisa juga digunakan pada saat kita berkunjung ke rumah orang lain.
3.    Sumimasen
sumu artinya selesai, sedangkan sumimasen adalah bentuk negatifnya, maka dapat diartikan menjadi ‘tidak selesai’. Terus apa hubungannya dengan kata ‘maaf’ itu sendiri?. Sesungguhnya orang Jepang ingin mengatakan apa yang dilakukannya secara terus menerus membuat orang terganggu, dan tidak selesai-selesai juga, makanya mengatakan ‘tidak selesai’. Sehingga ungkapan ini sering digunakan untuk meminta maaf karena mengganggu, membuat lawan bicara tidak nyaman. Misalnya seorang siswa yang ingin ke toilet ketika belajar dikelas dan meminta maaf, seperti kata excuse me dalam bahasa inggris.
4.    Shitsureishimasu
Arti yang sebenarnya adalah ‘melakukan hal yang tidak sopan’, ‘berbuat tidak sopan’. Maksudnya adalah ‘maaf kalau saya tidak sopan tapi bagaimanapun saya akan mengganggu anda’, ‘maaf atas ketidak sopanan saya’. Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan maaf karena sesuatu yang ditakutkan telah berbuat tidak sopan atau tidak berkenan dihati lawan bicara. Misalnya pada saat kita masuk atau meninggalkan kelas sehingga diibaratkan dapat mengganggu jalannya suatu proses belajar mengajar.
5.    osoresimasu
Arti yang sebenarnya adalah ‘saya merasa takut’ ‘ditakutkab kalau’. Ungkapan ini mengandung nuansa untuk menerangkan perasaan hormat terhadap lawan bicara dan pembicara itu. Misalnya ketika kita ingin meminta lawan bicara untuk melakukan sesuatu dengan rasa hormat.
6.    Moushiwakegozaimasen
Moushi artinya ‘mengatakan’, wake artinya ‘alasan’, dan gozaimasen artinya ‘tidak ada’, maka bila diterjemahkan secara harfiah berarti ‘tidak ada alasan untuk mengatakan’. Apa kaitannya dengan permintaan maaf? Orang Jepang mengutarakan ungkapan seperti ini bukan karena mempunyai salah, tetapi lebih karena merasa takut tidak memenuhi keinginan lawan bicara, sehingga ia meminta maaf. Misalnya seorang menelpon dan diterima oleh orang lain, kemudian setelah beberapa saat orang yang menerima telepon mengatakan bahwa orang yang dituju sedang tidak ada di tempat.

Ekspresi permohonan maaf yang beraneka ragan ini menunjukan bahwa bangsa Jepang memiliki nilai-nilai yang cukup kompleks untuk dipahami oleh bangsa luar Jepang dalam hal mengungkapkan rasa penyesalan. Bagi orang Jepang sendiri hal macam ini bukanlah suatu masalah karena memiliki sara rasa. Bagaimanapun dari sini kita bisa belajar bahwa bangsa Jepang sanagat memerhatikan keadaan suatu kejadian dalam menentukan suatu tindakan, begitu pula saat meminta maaf.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Link

Followers

Weekly most viewed